Informasi yang tersedia saat ini mengenai hubungan antara penggunaan vape dan risiko disfungsi ereksi (DE) masih belum cukup untuk membuat kesimpulan pasti. Namun, ada beberapa mekanisme yang dapat dipertimbangkan dalam diskusi ini, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami dengan jelas dampaknya:
1. Nikotin
Nikotin adalah zat adiktif yang ditemukan dalam e-liquid vape dan merupakan salah satu komponen yang dapat mempengaruhi fungsi vaskular tubuh. Nikotin bekerja dengan cara merangsang pelepasan hormon adrenalin, yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Efek ini dapat mengganggu aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk ke organ-organ seksual seperti penis. Kondisi ini disebut sebagai disfungsi endotelial, di mana lapisan dalam pembuluh darah mengalami gangguan fungsi, yang dapat menyebabkan masalah ereksi.
2. Pengaruh Terhadap Sistem Saraf Otonom
Nikotin juga dapat mempengaruhi sistem saraf otonom, yang mengatur banyak fungsi tubuh termasuk respon seksual. Stimulasi berlebih dari nikotin dapat mengganggu keseimbangan sistem saraf otonom, yang mungkin berkontribusi pada masalah ereksi.
3. Pengaruh Psikologis
Selain efek fisiknya, penggunaan nikotin juga dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Stres, kecemasan, dan depresi yang sering terkait dengan kebiasaan merokok atau penggunaan nikotin dapat memiliki dampak negatif pada fungsi seksual. Ini termasuk kemungkinan terjadinya disfungsi ereksi karena faktor psikologis yang terkait.
4. Komponen Kimia dalam Aerosol
Studi awal tentang aerosol yang dihasilkan dari vape menunjukkan bahwa mereka mengandung berbagai senyawa kimia, meskipun dalam jumlah yang lebih rendah dibandingkan dengan asap rokok tembakau. Beberapa senyawa ini, seperti aldehida dan senyawa organik volatil (VOCs), telah dikaitkan dengan efek negatif pada kesehatan paru-paru dan sistemik. Meskipun dampak langsungnya terhadap fungsi seksual masih dalam penelitian, efek jangka panjang dari paparan terhadap senyawa-senyawa ini mungkin memiliki implikasi pada kesehatan seksual secara keseluruhan.